Tawa dan Tangis Haru Warnai Konser Jikustik Reunian

Sabtu, 20 Juli 2019 - 07:07 WIB
Tawa dan Tangis Haru Warnai Konser Jikustik Reunian
Tawa dan Tangis Haru Warnai Konser Jikustik Reunian
A A A
JAKARTA - Grup band Jikustik Reunian sukses menghadirkan suasana tawa bahagia bercampur haru para Jikustikan –sebutan fans band Jikustik- ketika tampil di Konser Jikustik Reunian edisi kedua yang berlangsung di Balai Sarbini, Plaza Semanggi, Jumat (19/7) malam. Penampilan reuni band asal Yogyakarta ini juga menjadi momen emosional sekaligus rekonsiliasi antar personel, setelah 10 tahun tak tampil sepanggung.

Pada penampilannya tersebut, Jikustik diperkuat Pongki Barata (vokal/gitar), Aji Mirza Hakim alias Icha (bass/vokal), Dadi (gitar), Carlo (drum) dan Adhit (keyboard). Sebelumnya, Jikustik ditinggal dua personel yang terlibat konflik yakni Pongky dan Aji Mirzha yang akhirnya memutuskan untuk bersolo karier.

Selama 2,5 jam bernyanyi bersama, Pongki Barata dkk menyanyikan total 20 lagu populernya. Tidak sekadar bernyanyi, Pongki dan Icha menyelipkan candaan hingga membuat penontonnya tertawa terbahak-bahak. "Ya beginilah kalau konser reuni. Tertawa bareng dan ngomongin masa lalu, termasuk juga ngomongin teman. Ya kan jadi semua bebas," kata Pongki dari atas panggung.

Sejak mengawali penampilannya pada pukul 20.30 WIB, Jikustik langsung menghadirkan single hits mereka, seperti Tak Ada yang Abadi, Untuk Dikenang, 1.000 Tahun Lamanya, Setia, Selamat Malam Dunia hingga Meninggalkanmu dan Akhiri Ini dengan Indah.

Selingan berupa candaan saat menunggu jeda lagu berikutnya disuguhkan membuat konser Jikustik Reunian semakin hidup. Candaan dan celetukan yang sering dilontarkan Pongki dan Icha, juga sesekali ke Dadi, Carlo dan Adhit membuat penonton terhibur.

Seperti selepas menyanyikan Maaf, lagu pembuka konser itu, Pongki tiba-tiba tertarik membicarakan kacamata yang dipakai Icha, Dadi hingga Adhit. "Kalian ternyata sudah berumur ya. Setelah sepuluh tahun enggak bersama, ternyata hanya saya yang tidak berubah, sementara mereka sudah pakai kacamata," kata Pongki disambut tawa penonton.

Sebelum melantunkan Tak Ada yang Abadi, Pongki sempat mengatakan jika single tersebut membawanya bertemu dengan Sophie Navita, presenter televisi yang sekarang menjadi istri dan memberinya dua anak laki-laki.

"Kalau bukan lagu Tak Ada yang Abadi, dia (Sophie) enggak akan SMS saya, waktu itu masih SMS ya. Di SMS itu dia bilang kalau lagunya bagus. Karena SMS ini, saya dekati dia yang waktu itu masih punya pacar," ujarnya.

Setelah 10 tahun berpisah, tidak bertemu dan saling sapa, Pongki akhirnya menerima ajakan Anas Syahrul Alimi, promotor dari Rajawali Indonesia, untuk menggelar konser rekonsiliasi. Sebelum sepakat menggelar konser damai, Anas telah mencoba mendamaikan Pongki, Icha dan Jikustik lewat konser sejak 2016.

Sayangnya, niat baik itu tak pernah berhasil hingga 2019. Ketika bertemu dan bersedia sepanggung lagi dan berdamai dengan masa lalu, rasa rindu Pongki dkk tidak bisa ditahan lagi. Mereka yang pernah bermusik bersama, dan terpisah, ini kembali berpelukan.

Lewat konser Jikustik Reunian, Pongki tidak hanya berdamai dengan rekan-rekannya di awal karier bermusik, tetapi juga berdamai dengan dirinya sendiri. "Saya lega konser ini terwujud dan saya bisa kembali kumpul sama teman-teman yang sudah 10 tahun enggak bersama," kata Pongki.

Sementara Anas mengakui bahwa tidak mudah saat menyatukan para personel Jikustik untuk bermusik dengan Pongki dan Icha. Begitu pula meyakinkan Pongki supaya mau manggung lagi bareng Jikustik. Satu kata yang ditawarkan Anas dan dianggap pas, terutama bagi Pongki hingga mau manggung di konser Jikustik Reunian adalah konsep rekonsiliasi tersebut.

"Kalau hanya sekadar manggung bareng Jikustik, tawaran dari promotor lain pernah datang ke saya sejak lima tahun lalu. Tapi hanya konser dan selesai. Saya enggak mau," tegas Pongki.
(nug)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 2.6653 seconds (0.1#10.140)